Kriteria Rumah Tahan Gempa

Nita Sejatining Tyas – Homify Nita Sejatining Tyas – Homify
Apotik Rossa, MODULA MODULA Espacios comerciales
Loading admin actions …

Seperti yang Anda tahu, wilayah-wilayah tertentu lebih rawan terhadap gempa ketimbang wilayah yang lainnya. Dalam hal ini, Indonesia termasuk salah satunya. Faktor utamanya yaitu letak geografis Indonesia.

Bila dilihat dari jalur cincin lempengan bumi, Indonesia terletak di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Samudera India dan Australia di selatan, Samudera Pasifik di utara, dan Eurasia yang mencakup sebagian wilayah Indonesia. Ini sebabnya, Anda perlu membangun rumah tahan gempa agar keluarga dan harta Anda lebih aman saat goncangan terjadi.

Mewaspadai Kerusakan Akibat Gempa di Indonesia

Bencana gempa memang kerap kali terjadi di Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan menimbulkan kerusakan cukup parah, seperti gempa pada tahun 2006 di Yogyakarta, serta gempa di Tasikmalaya, akhir 2017 lalu. Padahal, sebenarnya, kerusakan parah akibat gempa ini bisa saja diminimalisir, asal bangunan-bangunan yang ada dibuat dengan struktur rumah tahan gempa.

Dalam bukunya yang berjudul Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat, Benny Puspantoro merinci beberapa jenis kerusakan yang terjadi sebagai dampak gempa. Yaitu:

1. Fondasi dan lantai yang pecah menyebabkan bangunan menjadi lebih turun atau miring.

2. Terjadi keretakan atau pecah pada dinding maupun rangka pintu dan jendela.

3. Perubahan bentuk terjadi pada rangka bangunan, plafon, atap, sehingga bentuknya jadi tak sempurna atau bergeser secara horisontal atau ke samping.

4. Bisa menimbulkan korsleting listrik sehingga dapat memicu kebakaran.

5. Bagian roboh, baik sebagian maupun keseluruhan. Inilah bentuk kerugian terbesar secara materi.

Syarat Bangunan Rumah Tahan Gempa

Gempa yang terjadi di Indonesia sering kali menimbulkan kerusakan cukup parah dan kerugian materi baru benar-benar terasa setelah gempa tersebut terjadi. Ini sebabnya, mendesain bangunan rumah yang tahan terhadap gempa amat penting dilakukan. Bicarakan hal ini sejak awal bersama arsitek dan profesional yang terlibat dalam proses pembangunan rumah, ya.
Berikut syarat-syarat yang penting diperhatikan dalam membangun rumah tahan gempa:

  1. Kualitas tanah: Mengetahui kondisi tanah sebagai unsur pendukung konstruksi yang tahan gempa sangatlah penting. Bangunan tahan gempa harus dibangun di atas tanah yang memiliki fleksibilitas dan kapasitas yang baik.
  2. Fondasi bangunan: Bagaimana bila karakteristik tanah di lokasi tidak cukup ideal? Anda bisa menyiasati hal ini dengan merancang fondasi khusus. Fondasi rumah tahan gempa haruslah berupa fondasi terusan, tidak terpotong, dan memiliki silangan tengah simetris dengan kedalaman minimal 45 cm. O iya, material yang dipilih juga harus diperhatikan. Usahakan Anda menggunakan batu kali agar fondasi lebih kuat, ya.
  3. Tinggi bangunan: Beban yang akan disokong oleh tanah dan pondasi ditentukan oleh tinggi serta jumlah lantai pada bangunan. Dengan melakukan perhitungan yang tepat, Anda dapat membuat rumah dengan tinggi ideal, sehingga saat gempa terjadi, potensi kerusakan bisa diminimalisir.
  4. Simetri bangunan: Selanjutnya, perhatikan pula simetri bangunan saat membuat desain rumah. Semakin simetris, rumah yang Anda bangun akan lebih kokoh karena beban di atas fondasi terdistribusi secara merata. Arsitek profesional dapat membantu Anda dengan baik dalam hal ini.
  5. Desain struktur: Bangunan yang tahan gempa harus memiliki struktur yang cukup fleksibel. Sebab, struktur rumah tahan gempa yang terlalu kaku rentan mengalami keretakan dan pecah sebelum gempa. Sebaliknya, struktur yang terlalu fleksibel dikhawatirkan membuat bangunan tidak memiliki kekuatan yang cukup.
  6. Kualitas bahan konstruksi: Adalah salah satu hal penting bahwa bahan konstruksi yang digunakan harus berkualitas baik dan bersertifikat. Di samping itu, ia juga harus mampu menyerap energi dari gempa bumi. Contohnya, beton dengan baja bertulang. Keduanya terbilang ideal karena sangat fleksibel sekaligus memiliki ketahanan terhadap guncangan.
  7. Proses dan otorisasi: Rumah tahan gempa harus dibangun sesuai aturan, spesifikasi dan juga persyaratan menurut ketetapan Undang-Undang Bangunan Kota dan Peraturan Konstruktif Daerah dan Nasional. Hal ini menjadi tanggung jawab insinyur atau arsitek yang mengelola proyek konstruksi Anda.
  8. Pemeliharaan konstruksi: Kendati kadang kurang diperhitungkan, perawatan rumah sebenarnya adalah hal yang mendasar. Ini untuk memastikan kelayakan kondisi penggunaan secara optimal. Mulai dari kondisi mezzanines dan deck slabs, penguatan balok dan kolom, isolasi pada pondasi dinding dan atap, pipa dan kabel, kebocoran internal dan eksternal, dan lainnya.

Desain dan Biaya Rumah Tahan Gempa

Menilik kembali peristiwa gempa yang terjadi di kawasan Dusun Sengir, Sumberharjo, Yogyakarta pada tahun 2006 silam, gempa bumi saat itu menyebabkan satu daerah perbukitan dusun menjadi ‘ambles’ hingga lebih dari enam meter. Dari situ, dibangun rumah tahan gempa dengan konsep dome yang bentuknya lebih menyerupai kubah. Rumah ini disebut Rumah Teletubbies karena mirip dengan rumah para tokoh yang ada di serial anak Teletubbies. Pembangunan rumah Teletubbies adalah hasil kerja sama antara pemerintah dengan World Association of Non-governmental Organizations (WANGO) dan the Domes for the World Foundation (DFTW).

Jika Anda berkeinginan membangun sebuah rumah tahan gempa yang sederhana, konsep desain rumah Teletubbies bisa menjadi salah satu referensi. Pembangunan tiap rumah Teletubbies diselesaikan dalam waktu tiga hari dengan biaya masing-masing rumah Rp 80 juta. Rumah dome ini memiliki diameter 7 meter dan tinggi 4,6 meter. Ada 2 pintu dan 4 jendela yang melengkapi rumah Teletubbies. Serta, di dalamnya terdapat dua kamar. Tidak terdapat kamar mandi dalam rumah hunian. Namun, disediakan rumah dome yang khusus difungsikan untuk MCK komunal. Diameternya juga lebih luas ketimbang rumah hunian. 

Nah, apabila Anda ingin menyesuaikan desain interiornya dengan kebutuhan, diskusikan saja bersama arsitek yang mengelola proyek konstruksi rumah Anda. Semisal, Anda ingin menambahkan kamar mandi di dalamnya. Untuk itu, anggarannya juga akan menyesuaikan dengan desain bangunan rumah Anda.

Struktur Proporsional Rumah Tahan Gempa

Agar konstruksi bangunan rumah tahan gempa terpelihara dengan baik, Anda perlu memerhatikan kesatuan strukturnya. Keseluruhan struktur harus dibuat menjadi satu kesatuan agar dapat menanggung sekaligus menyalurkan beban bersamaan secara proporsional. Bangunan rumah Anda juga harus memiliki sifat daktail, yakni mampu bertahan ketika mengalami perubahan bentuk akibat gempa.

Berikut adalah struktur material untuk membuat rumah tahan gempa yang proporsional:

1. Fondasi

Dalam struktur, fondasi terletak paling bawah dengan fungsi menyalurkan beban ke tanah. Sehingga peletakan pondasi harus pada tanah yang teksturnya keras. Minimum kedalaman pondasi yakni 60 – 75 cm. Lebar pondasi untuk bagian bawah adalah 0,4 m, dan bagian atas 0,3 m. Pengerjaan pondasi seluruhnya memakai adukan 1 semen : 4 pasir.

Setelah selesai pemasangan lapisan urug dan aanstamping, maka saatnya pemasangan batu gunung. Harus juga ada hubungan kuat antara sloof dengan pondasi. Caranya dengan membuat angkur menggunakan bahan besi berdiameter 12 mm dan panjang 20-25 cm. Angkur dibuat antara sloof dan pondasi dengan diberi jarak 1 m.

2. Beton

Untuk beton bertulang, gunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Gunakan air setengah dari berat semen. Dengan menggunakan perbandingan ini diharapkan dapat mencapai mutu yakni 150 kg/cm2.

3. Bekisting (cetakan beton)

Bekisting harus dipasang dengan kuat dan kokoh supaya ketika dicor bisa bertahan terhadap getaran. Lalu, setelah pemasangan selesai, lakukan penelitian ulang baik dari segi bentuk maupun kekuatannya. Bahan bekisting umumnya berkualitas tinggi sehingga mudah dilepas tanpa merusak beton. Membuka bekisting baru boleh dilakukan setelah 28 hari. Apabila beton masih belum mengeras, lakukan curing atau perawatan beton.

4. Beton bertulang

Beton bertulang adalah salah satu bagian paling penting dalam pembangunan rumah tahan gempa. Untuk dapat menghasilkan beton yang memiliki kualitas tinggi, maka sangat disarankan memakai alat bantu yakni molen atau vibrator. Beton bertulang terdiri dari balok, sloof dan ring balik yang digabung menjadi satu kesatuan. Harus menggunakan sistem pengukuran dan penerusan tulangan yang baik.

Untuk membuat beton bertulang, Anda bisa menggunakan tulangan dengan diameter minimum Æ10 mm yang memiliki jarak sengkang bervariasi. Beton bertulang sendiri terbagi menjadi 2, yakni kolom dan balok. Sementara, variasi ukuran beton bertulang yaitu:

1. Sloof: 15 cm x 20 cm

2. Kolom utama: 15 cm x 15 cm

3. Kolom praktis: 13 cm x 13 cm

4. Ring balk: 13 cm x 15 cm

5. Balok kuda-kuda: 13 cm x 15 cm

Nah, itulah serba-serbi seputar rumah tahan gempa. Semoga info ini cukup bermanfaat, ya.

¿Necesitas ayuda con tu proyecto?
¡Contáctanos!

Destacados de nuestra revista